Profil

1. Identitas & Latar Belakang

Dinkes Mamasa merupakan instansi pemerintah daerah yang menjalankan urusan kesehatan masyarakat di Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat. Berkantor di ibu kota Kecamatan Mamasa, Dinkes bertanggung jawab langsung kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah . Kabupaten Mamasa berdiri pasca pemekaran tahun 2002, dengan luas wilayah 3.005,88 km² dan populasi sekitar 167.066 jiwa pertengahan 2024 .

2. Visi, Misi & Fungsi

Visi, misi, dan maklumat layanan Dinkes tersedia di website resmi, serta dituangkan dalam Renja dan SOP pelayanan . Fungsi utama mencakup merancang kebijakan teknis kesehatan, menyelenggarakan pembiayaan dan pelaporan, mengelola promosi kesehatan, pengendalian penyakit, gizi, pelayanan primer (Puskesmas & Pustu), serta kesiapsiagaan krisis kesehatan .

3. Struktur Organisasi & SDM

Perbup No. 33/2021 menetapkan struktur Dinkes: Sekretariat, bidang teknis (Promosi, Pelayanan, P2PL, Gizi), dan UPTD (Puskesmas/Pustu) . Data 2016 mencatat total SDM Dinkes 567 orang: 3 dokter spesialis, 14 dokter umum, 4 dokter gigi, 166 bidan, 160 perawat, serta tenaga kefarmasian, gizi, teknis medis, kesling dan kesmas .

Dinkes juga aktif mengembangkan kapasitas SDM lewat pelatihan non-manajerial dan manajerial, pengembangan technical, conceptual, dan human-relation skills .

4. Fasilitas Pelayanan

Jaringan pelayanan Dinkes Mamasa terdiri atas 17 Puskesmas dengan Pustu, serta satu RSUD dan sejumlah klinik/rumah sakit swasta/apotek/toko obat . Selain itu, terdapat penyediaan UKBM: 25 desa siaga, 54 poskesdes, 8 posbindu, dan 275 posyandu (meliputi kategorinya) .

5. Program Utama & Capaian

  • Kesehatan Ibu & Anak:

    • Cakupan kunjungan ibu hamil K1 mencapai 89,5%, K4 sekitar 79,2% (2016).

    • Cakupan persalinan tertolong tenaga kesehatan: ~68,3%.

  • Gizi Balita:

    • Prevalensi gizi buruk turun drastis dari 0,74% (2012) menjadi 0,1% (2016).

    • Cakupan penimbangan balita di posyandu meningkat menjadi 80,1% pada 2016.

  • Pemberantasan Penyakit:

    • TB paru positif naik ke 97 kasus tahun 2016 (dari 31 di 2012).

    • Kasus DBD sempat memuncak: 249 penderita saat KLB di Puskesmas Tabulahan pada 2016.

    • Data diare, pneumonia, kusta, dan lainnya dijabarkan untuk tahun 2012–2016.

  • Kematian Ibu & Bayi:

    • Angka kematian bayi tahun 2016: 10,15 per 1.000 kelahiran hidup.

    • Angka kematian ibu: 211 per 100.000 kelahiran hidup (6 kasus).

  • Pembiayaan Kesehatan:

    • Tahun 2016, anggaran bidang kesehatan Rp 79,8 miliar (53% APBN, 47% APBD) .

6. Tantangan & Strategi

Dinkes menghadapi tantangan distribusi SDM tidak merata, keterbatasan infrastruktur Puskesmas/Pustu, serta ketersediaan anggaran berkelanjutan. Strategi yang ditempuh:

  • Pengembangan SDM melalui pendidikan formal dan pelatihan teknis/manajerial.

  • Peningkatan citra layanan primer dan UKBM.

  • Patenkan krisis kesiapsiagaan dan sistem surveilans epidemiologi

7. Kolaborasi & Outlook

Dinkes berkoordinasi dengan berbagai pihak:

  • Pemerintah daerah (Pemda dan Sekda) untuk kebijakan dan anggaran.

  • Kemenkes dan provinsi dalam kesiapsiagaan dan surveillance.

  • Desa dan masyarakat melalui UKBM.

  • Mitra pendidikan dan pengembangan SDM.

Profil kesehatan Mamasa disusun sejak 2014–2017, mencerminkan tren konsisten: perbaikan kesehatan ibu-anak, pengendalian penyakit, peningkatan SDM, dan layanan primer. Ke depan, fokus pada peningkatan distribusi SDM, pemantapan infrastruktur layanan primer, penguatan sistem data kesehatan, serta optimalisasi kolaborasi lintas sektor.